Khutbah Jumat: Keutamaan dan Manfaat Istighfar
Keutamaan dan Manfaat Istighfar ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 16 Dzul Qa’idah 1440 H / 19 Juli 2019 M.
Khutbah Pertama – Khutbah Jumat: Keutamaan dan Manfaat Istighfar
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Ummatal Islam,
Senantiasa kita memuji Allah yang senantiasa Allah turunkan kepada kita berbagai macam nikmat-nikmatNya yang tak terhitung dan tak terhingga. Dan nikmat yang terbesar adalah ketika seorang hamba diberikan oleh Allah nikmat keimanan, nikmat untuk senantiasa menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam hidupnya. Sehingga ia terus diberikan oleh Allah di hatinya kekuatan demi kekuatan untuk menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Namun ketika seorang hamba tidak mensyukuri nikmat-nikmat tersebut lalu menggantinya dengan kemaksiatan kepada Allah -padahal telah sampai kepada dia keterangan dan bayyinah- maka bisa jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala menyesatkan ia dan kemudian Allah pun membinasakan ia. Akibat daripada ia tidak mau kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَنْ يَهْلِكَ النَّاسُ حَتَّى يُعْذِرُوا مِنْ أَنْفُسِهِمْ
“Manusia tidak akan binasa sampai mereka menghilangkan uzur (maaf) dari diri mereka sendiri.” (Hadist Riwayat Ahmad)
Maksudnya -kata para ulama- menghilangkan uzur dengan banyak berbuat maksiat padahal Allah mencintai uzur, Allah sangat pemaaf kepada hambaNya, Allah maafkan setiap hamba-hambaNya yang bertaubat dan istighfar kepadaNya. Tapi ketika seorang hamba lebih asyik dengan maksiatnya, lebih asyik ia memaksiati Allah dan menyalahi perintahNya, ia tidak mau bertaubat kepadaNya, padahal ia tahu bahwa itu perbuatan maksiat yang dilarang oleh Rabbnya. Maka disaat itu ia telah menghalalkan dirinya untuk diadzab oleh Allah. Allah pun meningkat darinya maafNya karena ia tidak mau mohon maaf kepadaNya, tidak pula ia bertaubat kepadaNya.
Maka Ummatal Islam, jangan sampai kita menghilangkan dari diri kita sendiri maaf Allah. Padahal maaf Allah sangatlah luas dan Allah sangat pemaaf kepada hamba-hambaNya. Tapi ketika kita tidak ingin dimaafkan oleh Allah, kita lebih senang berbuat maksiat, lebih senang menyalahi perintah Allah dan kita pun tidak peduli apakah Allah ridha kepada kita atau tidak, maka disaat itu jangan salahkan apabila Allah menurunkan adzabNya kepada kita.
Maka dari itulah Allah Ta’ala berjanji tidak akan pernah mengadzab suatu kaum yang mereka senantiasa istighfar kepadaNya. Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّـهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Tidak mungkin Allah mengadzab mereka sementara mereka senantiasa istighfar kepada Rabbnya.” (QS. Al-Anfal[8]: 33)
Maka orang-orang yang senantiasa memohon ampun, memohon kepada Allah maafNya, tidak mungkin Allah berikan kepada mereka sanksiNya di dunia maupun di akhirat. Karena Dia telah menamai diriNya sebagai Al-‘Afuw (yang maha pemaaf ), Dia telah menamai diriNya sebagai Al-Ghofur (yang maha pengampun) dan Dia maha pengampun lagi maha penyayang kepada hamba-hambaNya.
Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat memaafkan hamba-hambaNya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لا أَحَدَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمِدْحَةُ مِنَ اللَّهِ
“Tidak ada yang paling suka memberikan udzur dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Maka Allah menurunkan kitab-kitab suci, Allah mengutus para Rasul. Hal ini agar manusia mengenal Allah dan supaya mereka kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga dengan tegaknya hujjah kepada dia, saat dia tahu dan telah mengetahui keterangan yang telah sampai kepadanya, tapi dia tidak mau bertaubat kepada Allah, ia tidak mau untuk minta maaf kepada Allah, maka Allah pun hilangkan udzur darinya. Allah pun tidak lagi memberi maaf kepadanya, sehingga sekonyong-konyong Allah memberikan azab kepadanya. Maka mintalah kepada Allah ampunan akan dosa-dosa kita.
Sungguh Rasulullah adalah manusia yang telah dijamin oleh Allah masuk surga, Rasulullah telah diampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang, akan tetapi beliau manusia yang paling banyak istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku -kata Rasulullah- selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Bayangkan, beliau manusia yang telah dijamin masuk surga, telah dimaafkan oleh Allah akan kesalahannya, beliau masih saja banyak beristighfar kepada Allah. Bagaimanakah dengan kita yang banyak berbuat dosa?
Namun demikianlah orang yang banyak berbuat dosa dihiaskan kepada dirinya dosa-dosa tersebut. Yang paling musibah ketika dijadikan ia lupa kepada dosa-dosanya dan lebih senang mengingat dosa-dosa orang lain, sehingga akhirnya ia menganggap dirinya tidak berdosa. Sehingga di saat itu selain dia tidak mau istighfar kepada Allah, ia pun terkena penyakit ujub pada dirinya. Sehingga pada waktu orang seperti ini -na’udzubillah- ia tidak kembali kepada Allah. Bahkan ia merasa dirinya lebih baik daripada orang lain.
أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم
Khutbah kedua – Khutbah Jumat: Keutamaan dan Manfaat Istighfar
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
Ummatal Islam,
Sungguh sangat berbahagia ketika seorang hamba lebih memikirkan dosa-dosa dirinya daripada dosa orang lain. Orang yang senantiasa memikirkan dosa, ia akan lupa kepada dosa-dosa orang lain. Diberikan oleh Allah berbagai macam kenikmatan-kenikmatan yang tidak diberikan kepada yang tidak pernah ingat akan dosa-dosanya. Mereka yang senantiasa mengingat dosa diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: Taubat kepada Allah. Jika seorang hamba banyak bertaubat, Allah pun akan mencintainya. Bukankah Allah berfirman:
إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ
“Sesungguhnya Allah cinta kepada orang yang senantiasa bertaubat kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah[2]: 222)
Orang yang senantiasa mengingat aib dirinya, dijauhkan dia dari sifat ujub dan kesombongan. Dan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sifat ketawadhuan. Karena ia takut akan dosanya. Sehingga ia tidak pernah merasa dirinya lebih baik daripada manusia lain. Bahkan ketika ia melihat orang lain, ia merasa bahwa dosanya lebih banyak daripada dia. Dia merasa bahwa kebaikan orang itu mungkin lebih baik daripada dia. Sehingga pada waktu itu ia senantiasa merasa bahwasanya dirinya bukanlah apa-apa. Sehingga ia terus memperbaiki diri, sehingga ia terus memperbaiki taubatnya, sehingga ia terus meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang senantiasa melihat dosa-dosa dirinya akan menjadi hamba yang berjalan di muka bumi ini dengan penuh istighfar kepada Allah. Dan disebutkan dalam hadits bahwasannya orang-orang paling beruntung nanti pada hari kiamat yaitu orang-orang yang mendapatkan dalam buku catatannya banyak istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Jadilah orang-orang yang banyak istighfar, Yang senantiasa memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Cukuplah kita dengan istighfar, Allah akan bukakan pintu-pintu rezeki untuk dia. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah berjanji demikian. Dengan istighfar, seseorang akan diberikan kekuatan untuk istiqomah dalam kehidupannya. Sehingga ia wafat dalam keadaan khusnul khotimah.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللهم تقبل صيامنا وقيامنا و جميعا عباره يا رب العالمين
اللهم اصلح ولاه امور المسلمين في هذا البلد وفي سائر بلاد المسلمين يا رب العالمين اللهم انصر المسلمين في كل مكان يا رب العالمين اللهم واتوب علينا انك انت التواب الرحيم
عباد الله:
Download mp3 Khutbah Jumat: Keutamaan dan Manfaat Istighfar
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47414-khutbah-jumat-keutamaan-dan-manfaat-istighfar/